Bab 2
Pada bab 2 ini, kita akan menetahui tentang wawasan nasional dan paham geopolitik
Wawasan Nasional Indonesia
Wawasan nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasioanal secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.
paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.
A. Paham kekuasaan bangsa Indonesia
Setiap
manusia di dunia ini tidak dapat hidup sendiri karena pada dasarnya
manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya saling ketergantungan
dengan orang lain. Awalnya manusia merupakan anggota kelompok yang
disebut sebagai keluarga, lalu meluas menjadi masyarakat dan lama
kelamaan menjadi suku dan seterusnya menjadi bangsa dan negara.
Menurut Otto Bauer (Jerman) bangsa adalah suatu persatuan karakter atau perangai yang timbul karena persamaan nasib. sedangkan menurut Ernest Renant (filsuf Perancis), bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kehendak bersatu hingga merasa dirinya adalah satu.
Secara sosiologis-antropologis, bangsa diartikan sebagai persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri. Misalnya, Amerika Serikat yang terdiri atas berbagai bangsa yang dahulu merupakan kaum pendatang. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai bangsa, suku dan budaya dari Sabang hingga Merauke. Sehingga dapat pula dikatakan anggota satu bangsa tersebar di beberapa negara, misalnya bangsa Arab yang tersebar pada berbagai negara di sekitar Timur tengah.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi pancasila menganut paham tentang perang dan damai: “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta
kemerdekaan”. Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran
tentang kekuasaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih –
benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa
Indonesia menyatakan bahwa: ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam
menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi
geografi Indonesia sengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah
agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah
– tengah perkembangan dunia.
Menurut Otto Bauer (Jerman) bangsa adalah suatu persatuan karakter atau perangai yang timbul karena persamaan nasib. sedangkan menurut Ernest Renant (filsuf Perancis), bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kehendak bersatu hingga merasa dirinya adalah satu.
Secara sosiologis-antropologis, bangsa diartikan sebagai persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri. Misalnya, Amerika Serikat yang terdiri atas berbagai bangsa yang dahulu merupakan kaum pendatang. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai bangsa, suku dan budaya dari Sabang hingga Merauke. Sehingga dapat pula dikatakan anggota satu bangsa tersebar di beberapa negara, misalnya bangsa Arab yang tersebar pada berbagai negara di sekitar Timur tengah.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi pancasila menganut paham tentang perang dan damai: “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta
kemerdekaan”. Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran
tentang kekuasaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih –
benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa
Indonesia menyatakan bahwa: ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam
menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi
geografi Indonesia sengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah
agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah
– tengah perkembangan dunia.
B. Pengetian Geopolitik Menurut Para Ahli
Friedrich Ratzel (1844 – 1904) dengan Teori Space. Ia menyatakan “bangsa berbudaya akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah primitif bangsa”.
Pendapat ini dikonfirmasi oleh Rudolf Kjellen (1864 – 1922) dengan teori Kekuatan yang mengatakan bahwa “negara adalah entitas politik secara keseluruhan serta unit biologis dengan kecerdasan”.
Karl Haushofer (1869
– 1946) dengan teori Pan Region, ditemukan dasarnya dunia dapat dibagi
menjadi empat wilayah benua (wilayah pan) dan dipimpin oleh negara
unggul. Isi teori pan daerah adalah :
Lebensraum (ruang hidup) yang cukup. Autarki (swasembada).
Lebensraum (ruang hidup) yang cukup. Autarki (swasembada).
Dunia dibagi empat Pan Region, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, pan Rusia India, dan Pan Eropa Afrika.
Sir Halford Mackinder (1861 – 1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heartland).
Teori ini menyatakan bahwa “siapapun yang mengendalikan Heartland maka ia akan memerintah Pulau Dunia”
.Heartland (Heart of the Earth) adalah sebutan untuk wilayah Asia
Tengah, sementara wilayah Timur Pulau Dunia Tengah. Kedua mengacu pada
daerah ini adalah penting wilayah dunia minyak dan gas.
Nicholas J. Spykman (1869 – 1943) dengan Teori Batas Daerah (Rimland Theory). Secara teori tersirat :
Dunia terbagi menjadi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit di (Rimland), sabit luar, dan dunia baru (Amerika).
Dunia terbagi menjadi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit di (Rimland), sabit luar, dan dunia baru (Amerika).
Menggunakan kombinasi kekuatan darat,
laut, dan udara untuk mengendalikan dunia. Sabit regional di (Rimland)
akan pengaruh yang lebih besar dalam politik dunia daripada daerah
jantung. Wilayah paling ideal Amerika dan menjadi negara terkuat. Bangsa
Indonesia.
Pemikir Wawasan Nusantara : “Sukarno” “Lemhannas tim penyusunan” “Mochtar Kusumaatmadja” “Munadjat Danusaputra”
Siapa lagi? (Ini perlu ditampilkan sebagai geopolitik Indonesia adalah
pemikiran geopolitik khas Indonesia dan khas untuk lingkup Nusantara,
karena itu disebut sebagai Kepulauan Nusantara atau carapandang.
Source :
http://www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-geopolitik-menurut-para-ahli/
http://pdianaekadara.blogspot.com/2014/04/bab-ii-wawasan-nasional-indonesia-dan.html
Source :
http://www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-geopolitik-menurut-para-ahli/
http://pdianaekadara.blogspot.com/2014/04/bab-ii-wawasan-nasional-indonesia-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar