Jumat, 29 November 2013

Resume Novel "Bila Malam Bertambah Malam"

                                        Resume Novel Bila Malam Bertambah Malam

Keberadaan karya sastra angkatan '66 ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis. Karya sastra pada angkatan ini sangat beragam akan aliran sastra yaitu surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi  yang lainnya.

Salah satu sastrawan yang termashyur pada masa itu adalah Putu Wijaya. Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esai, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.



Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada Harian Kompas dan Sinar Harapan. Novel-novel karyanya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai seorang penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, Nyali.

Karya sastranya yang terkenal salah satunya adalah "Bila Malam Bertambah Malam." Novel ini mengisahkan tentang kesetiaan untuk memelihara cinta yang berbenturan dengan keangkuhan tatanan sosial yang membeda-bedakan manusia, disini mengisahkan bagaimana dalam sebuah keluarga terdapat banyak sekali kepura-puraan. Dalam kepura-puraan itu sebenarnya setiap tokoh mempunyai seuatu perasaan kepada tokoh lain. Kisahnya berlangsung di Tabanan, Bali. Seorang janda bernama Gusti Biang, bangsawan tua sisa-sisa feodalisme Bali, begitu membanggakan kebangsawanannya. Ia hidup di rumah peninggalan suaminya dan dilayani oleh dua pembantu, yaitu seorang lelaki tua bernama Wayan, dan seorang wanita muda bernama Nyoman Niti.
Gusti Biang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan kasta. Tapi putranya, Ratu Ngurah, jatuh cinta kepada Nyoman Niti, pembantu Gusti Biang yang menyadari kemerdekaannya sebagai pribadi. Guncangan pun tak terhindarkan akibat benturan antara nilai-nilai lama yang telah melapuk dan nilai-nilai baru yang hendak mekar. Dan kuncinya ada di tangan Wayan, veteran perang kemerdekaan dan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai yang gugur dalam Perang Puputan, yang selama bertahun-tahun setia mengabdi pada keluarga Gusti Biang.




Suatu hari, pada puncak pertengkaran dengan majikan, Wayan meninggalkan  rumah majikannya itu setelah Nyoman pergi mendahuluinya. Akan tetapi, kepergiannya tertunda karena mendengar pertengkaran janda bangsawan itu dengan anaknya yang baru datang dari Pulau Jawa, Ngurah. Karena persoalan bedil yang dibawa Wayan, terbukalah rahasia keluarga itu. Wayan sebenarnya adalah ayah Ngurah, karena suami Gusti Biang, yaitu Gusti Ngurah Ketut Mantri, bukanlah lelaki sejati. Bahkan suami yang selalu dibanggakan sebagai pahlawan itu sebenarnya seorang pengkhianat, sebab ia adalah mata-mata Nica.



Dalam permasalahan keluarga Gusti Biang, sebenarnya ia mencintai Wayan namun karena tidak ingin anaknya mengetahui bahwa ayah aslinya adalah seorang pembantu, maka Gusti Biang mengungkapkan rasa cintanya kepada Wayan dengan membentak-bentak dan memarahi Wayan, namun dalam hatinya berbeda.



Permasalahan juga datang saat Ngurah anak Gusti Biang ingin menikahi Nyoman yang notabene adalah pembantunya sendiri. Gusti Biang menolak jika Ngurah ingin menikahi nyoman kecuali hanya dijadikan selir.
Setelah itu Ngurah yang tahu bahwa I Gusti Ngurah Ketut bukan ayah sebenarnya dan mengetahui bahwa sebenarnya adalah seorang mata-mata Nica maka Ngurah pun perlahan benci. Setelah Bedil yang dimiliki oleh Wayan mengenai I Gusti maka Ngurah pun tidak sedih karena I Gusti dianggapnya sebagai penghianat.
Ketika Wayan membuka rahasia keberadaan Ngurah: Wayanlah ayah kandung Ngurah, Wayanlah yang selalu memenuhi tugas sebagai suami bagi istri-istri I Gusti Ngurah Ketut Mantri yang berjumlah lima belas.



Cerita berakhir dengan kebahagiaan bagi semua: pasangan Ngurah Nyoman, dan pasangan tersembunyi Mirah Wayan. Tenyata motivasi pengabdian dalam keluarga itu adalah agar ia selalu dapat menjaga orang yang dikasihinya, demikian pula motivasi Nyoman. Tanpa motivasi tersebut, mereka sudah lama tidak kuat berdiam di puri tua itu.



Dalam novel ini di ketahui bahwa kemunafikan Gusti Biang yang tidak mau mengungkapkan yang sebenarnya karena Wayan hanyalah seorang pembantu I Gusti Ngurah Ketut dan bagaimana tersiksanya batin Gusti Biang dan Wayan yang sama-sama memendam perasaannya. Selebihnya adalah bagaimana Gusti Biang menutupi kebohongan I Gusti Ngurah Ketut yang selama ini adalah mata-mata Nica dari anaknya sendiri, Ngurah.



Dalam novel ini dapat dilihat bagaimana seorang Putu Wijaya mengonstruksi dan membuat sebuah alur cerita dengan rapi dan bagaimana penulis menjadikan psikologi tokoh digambarkan secara nyata dengan dialog yang singkat namun menghidupkan suasana dalam novel dan klimaks tersebut. Jika kita melihat dalam kenyataan yang nyata, topeng-topeng ini sering dipakai demi menutupi kebohongan-kebohongan yang dilakukan. Tidak hanya dalam rumah tangga, namun dalam berbagai bidang dan yang paling sering adalah masalah percintaan dimana seoserang memanfaatkan berbagai situasi yang ada untuk sebuah kepentingan yang menguntungkan bagi sebagian pihak.




Putu Wijaya juga sukses membuat bagaimana alur itu menjadi sangat hidup dengan pertikaian yang sebenarnya sangat sederhana. Pertikaian yang muncul adalah masalah yang kompleks dan dapat atau sering kita jumpai dalam masyarakat kita. Dalam novel ini juga dapat diambil beberapa pesan moral yaitu dalam sebuah kejujuran memang sangatlah sulit untuk membuat situasi menjadi biasa. Terkadang kejujuran itu membutuhkan sebuah situasi yang jujur dan mampu menanggung segala resiko dengan baik dari segala perbuatan, sehingga topeng kemunafikan itu pun dapat disingkirkan.



Sumber :

Kamis, 28 November 2013






Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar – benar dianut oleh masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai kepribadian bangsa. Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadianyang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.

Sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa. Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. 

Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain – lain.


Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterimaadalah misalnya :

1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.


Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

Sumber : 


                     Tugas Ilmu Budaya Dasar (Kelompok)
   

                              MANUSIA DAN HARAPAN



Pengertian Harapan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan sebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya, harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, di batin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis". Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Setiap manusia pasti mempunyai harapannya masing-masing. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu dapat dikatakan mati dalam hidup karena harapan juga merupakan suatu acuan untuk melangkah ke depan. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu Harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha yang keras dam sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

SEBAB-SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :

Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.

Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya. Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
Ø  Kelangsungan hidup (survival).
Ø  Keamaanan (safety).
Ø  Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
Ø  Diakui lingkungan (status).
Ø  Perwujudan cita-cita (self-actualization).
Dengan adanya dorongan kordat dan dorongan kebutuhan hidup, maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

 Harapan Sebagai Fenomena Nasional
         Aritnya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimana pun berada, mengutip pandangan A.F.C Wallace dalam bukunya culture and personality, menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi poko dari unsure kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan, keinginan serta emosi seseorang.
a.       Kebutuhan individu dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi ;
Ø  Kebutuhan organik individu
·         kebutuhan individu bernilai positive
·         kebutuhan individu bernilai negative
b.       Kebutuhan psikologi individu
Ø  kebutuhan psikologi individu bersifat positif

Nilai-Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi :
Ø  Nilai perjuangan dan semangat pengorbanan
yaitu, nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan, dll
Ø  Nilai ke rumah tanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam setiap keluarga
Ø  Nilai kemandirian kaum wanita
yaitu, nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita

SUMBER :


Peran Mahasiswa Dalam Membentuk Peradaban Islam



DSC0605 150x150 Materi II Seminar Mahasiswa UI Depok : Ust. Abdul Wahid,Lc

Hari/Tanggal   : Minggu, 13 Oktober 2013
Tempat            : PSJ Universitas Indonesia
Waktu              : 08.00 wib

Pembicara :
1)  KH. Abdul Wahid, Lc, M.E.I 
     (Pemateri Radio Fajri 99,3 FM)

2)  Ust. Wahyu Gumilang, S.Pd.I
     (Pemateri Radio Fajri 99,3 FM)



Oleh : Ust. Abdul Wahid, Lc, M.E.I
Empat Sisi Kehidupan Pribadi Muslim
Masjid
Lingkungan
Sekolah
Keluarga
Apa yang harus dipersiapkan oleh seorang calon pelajar/mahasiswa?
Mental:
Sudah siapkah kita untuk menerima segala pemahaman baik yang buruk atau yang sangat buruk…?
Niat:
 إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ (أَوِ امْرَأَةٍ) يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Niat memiliki dampak yang sangat kuat pada perbuatan seorang pencari ilmu di kemudian hari. Berapa banyak amalan yang besar, namun dikecilkan oleh niat. Dan berapa banyak amalan yang kecil dibesarkan oleh niat.
Apakah ilmu yang kita cari..?
Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
Surat Ali Imron (3): 18
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Surat az Zumar (39): 9
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
 Inti dari sebuah ilmu adalah…?
Rasa takut… Ketika ilmu bisa menambah rasa takut kita kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala ketahuilah itulah ilmu yang dimaksud.. Karena Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Faathit (37):
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Dengan demikian ilmu adalah hal-hal yang berasal dari Alloh Subhaanahu wa Ta’ala. yaitu Wahyu… Al-Qur’an dan As Sunnah.
Manusia muslim merupakan manusia yang paling percaya diri, karena pada mereka terdapat jutaan bahkan milyaran ilmu… Namun permasalahan besar adalah kembali kepada seorang muslim itu sendiri…
2 kisah masyhur:
1. Kisah seorang dosen yang mengatakan al-Qur’an hanya di lauh mahfuzh.
2. Kisah seorang ustadz dengan hidangan teh manisnya kepada seorang pendeta.
Adab:
Adab merupakan hal terpenting yang tak dapat ditinggalkan oleh seorang pencari/penuntut ilmu
Adab yang paling utama adalah adab kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala.
            أما المتعلم فينبغي له تقديم طهارة النفس عن رذائل الأخلاق ومذموم الصفات . إذ العلم عبادة القلب .
            وينبغى له قطع العلائق الشاغلة، فان الفكرة متى توزعت قصرت عن إدراك الحقائق .
            وعلى المتعلم أن يلقى زمامه إلي المعلم اللقاء المريض زمامه إلي الطبيب، فيتواضع له ، ويبالغ فى خدمته .
قال على رضى الله عنه : إن من حق العالم عليك أن تسلم على القوم عامة، وتخصه بالتحية، وأن تجلس أمامه، ولا تشير عنده بيدك، ولا تغمزن بعينك، ولا تكثر عليه السؤال، ولا تعينه فى الجواب،

Apakah selesai penuntutan/pencarian kita akan ilmu dengan sebatas penerimaan ijazah ?
Satu hal yang harus diingat selalu adalah: AMANAH ILMU…
Sabda Rosululloh :
لا إيمان لمن لا أمانة له ولا دين لمن لا عهد له
“Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.
            إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.(An-Nisa: 58).
Surat al-Baqoroh: 208
            يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Surat at-Tahrim: 6
            يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
 Surat at-Taubah: 18
            إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
  Surat al-Mujadilah: 11
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
 Surat al-A’roof: 96
            وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
 Hadits-hadits keutamaan menuntut ilmu:
أن النبى صلى الله عليه وآله وسلم قال : ” فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة الأنبياء، وإن الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً، وإنما ورثوا العلم، فمن أخذ به أخذ بحظ وافر ” . صحيح سنن أبي داود
            وعن صفوان بن عسال رضى الله عنه، أن النبى صلى الله عليه وآله وسلم قال : ” إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضى بما يطلب ” رواه الإمام أحمد، وابن ماجة .



Sumber :
http://www.hasmi.org/materi-ii-seminar-mahasiswa-ui-depok-ust-abdul-wahidlc/

Sinopsis Novel Angkatan '66

RESENSI NOVEL ANGKATAN '66                                           
IDENTITAS NOVEL                                                                    
Judul             :                       Azab dan Sengsara
Karangan      :                       Merari Siregar
Penerbit        :                       Balai Pustaka


A.    Unsur Intrinsik
1.    Tema    :                            Kehidupan
2.    Latar atau Setting    :                  
                                                   Kampung Sipirok
                                                       Medan
                                                       Stasiun Kereta
                                                       Kantor Polisi
3.    Alur          :                           Maju
4.    Penokohan
                 - Aminuddin               :      patuh, baik, tidak sombong
                 - Mariamin                  :      baik
                 - Sutan Baringin        :      boros, serakah
                 - Kasibun                      :      jahat, kejam
                 - Baginda Diatas        :      jahat, sombong


B.    Sinopsis

   Aminuddin adalah anak Baginda Diatas, seorang kepala kampong yang terkenal kedermawanan dan kekayaannya. Masyarakat di sekitar Sipirok amat segan dan hormat kepada keluarga itu. Adapun Mariamin, yang masih punya ikatan dengan keluarga itu, kini tergolong anak miskin. Ayah Mariamin, Sutan Baringin almarhum, sebenarnya termasuk keluarga bangsawan kaya. Namun, karena semasa hidupnya terlalu boros dan serakah, ia akhirnya jatuh miskin dan meninggal dalam keadaan demikian.

  Bagi Aminuddin, kemiskinan keluarga itu tidaklah menghalanginya unuk tetap bersahabat dengan Mariamin. Keduanya memang sudah berteman akrab sejak kecil dan terus meningkat hingga dewasa. Tanpa terasa benih cinta kedua remaja itu pun tumbuh subur. Belakangan, mereka sepakat untuk hidup bersama, membina rumah tangga. Aminuddin pun berjanji hendak mempersunting gadis itu jika kelak ia sudah bekerja. Janji pemuda itu akan segera dilaksanakan jika ia sudah mendapat pekerjaan di Medan. Aminuddin segera mengirim surat kepada kekasihnya bahwa ia akan segera membawa Mariamin ke Medan.

  Berita itu tentu saja amat menggermbirakan hati Mariamin dan ibunya yang memang selalu berharap agar kehidupannya segera berubah. Setidak-tidaknya, ia dapat melihat putrinya hidup bahagia. Niat Aminuddin itu disampaikan pula kepada kedua orang tuanya. Ibunya sama sekali tidak berkeberatan. Bagaimanapun, almarhum ayah Mariamin masih kakak kandungnya sendiri. Maka, jika putranya kelak jadi kawin dengan Mariamin, perkawinan itu dapatlah dianggap sebagai salah satu usaha menolong keluarga miskin itu.

Namun, lain halnya pertimbangan Baginda Diatas, Ayah Aminuddin. Sebagai kepala kampung yang kaya dan disegani, ia ingin agar anaknya beristrikan orang yang sederajat. Menurutnya, putranya lebih pantas kawin dengan wanita dari keluarga kaya dan terhormat. Oleh karena itu, jika Aminuddin kawin dengan Mariamin, perkawinan itu sama halnya dengan merendahkan derajat dan martabat dirinya. Itulah sebabbya, Baginda Diatas bermaksud menggagalkan niat putranya.

  Untuk tidak menyakiti hati istrinya, Baginda Diatas mengajaknya pergi ke seorang dukun untuk melihat bagaimana nasib anaknya jika kawin dengan Mariamin. Sebenarnya, itu hanya tipu daya Baginda Diatas. Oleh karena sebelumnya, dukun itu sudah mendapat pesan tertentu, yaitu memberi ramalan yang tidak menguntungkan rencana dan harapan Aminuddin.

Mendengar perkataan si dukun bahwa Aminuddin akan mengalami nasib buruk jika kawin dengan Mariamin, ibu Aminuddin tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima apa yang menurut suaminya baik bagi kehidupan anaknya.
Kedua orang tua Aminuddin akhirnya meminang seorang gadis keluarga kaya yang menurut Baginda Diatas sederajat dengan kebangsawanan dan kekayaannya. Aminuddin yang berada di Medan, sama sekali tidak mengetahui apa yang telah dilakukan orang tuanya. Dengan penuh harapan, ia tetap menanti kedatangan ayahnya yang akan membawa Mariamin.

  Selepas peminangan itu, ayah Aminuddin mengirim telegram kepada anaknya bahwa calon istrinya akan segera dibawa ke Medan. Ia juga meminta agar Aminuddin menjemputnya di stasiun. Betapa sukacita Aminuddin setelah membaca telegram ayahnya. Ia pun segera mempersiapkan segala sesuatunya. Ia membayangkan pula kerinduannya pada Mariamin akan segera terobati.

  Namun, apa yang terjadi kemudian hanyalah kekecewaan. Ternyata, ayahnya bukan membawa pujaan hatinya, melainkan seorang gadis yang bernama Siregar. Sungguhpun begitu, sebagai seorang anak, ia harus patuh pada orang tua dan adapt negerinya. Aminuddin tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima gadis yang dibawa ayahnya. Perkawinan pun berlangsung dengan keterpaksaan yang mendalam pada diri Aminuddin. Berat hati pula ia mengabarkannya pada Mariamin.

 Bagi Mariamin, berita itu tentu saja sangat memukul jiwanya. Harapannya musnah sudah. Ia pingsan dan jatuh sakit sampai beberapa lama. Tak terlukiskan kekecewaan hati gadis itu.

 Setahun setelah peristiwa itu, atas kehendak ibunya, Mariamin terpaksa menerima lamaran Kasibun, seorang lelaki yang sebenarnya tidak diketahui asal-usulnya. Ibunya hanya tahu, bahwa Kasibun seorang kerani yang bekerja di Medan. Menurut pengakuan lelaki itu, ia belum beristri. Dengan harapan dapat mengurangi penderitaan ibu-anak itu, ibu Mariamin terpaksa menjodohkan anaknya dengan Kasibun. Belakangan diketahui bahwa lelaki itu baru saja menceraikan istrinya hanya karena akan mengawini Mariamin.

 Kasibun kemudian membawa Mariamin ke Medan. Namun rupanya, penderitaan wanita itu belum juga berakhir. Suaminya ternyata mengidap penyakit berbahaya yang dapat menular bila keduanya melakukan hubungan suami-istri. Inilah sebabnya, Mariamin selalu menghindar jika suaminya ingin berhubungan intim dengannya. Akibatnya, pertengkaran demi pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga itu tak dapat dihindarkan. Hal yang dirasakan Mariamin bukan kebahagiaan, melainkan penderitaan berkepanjangan. Tak segan-segan Kasibun menyiksanya dengan kejam.

  Dalam suasana kehidupan rumah tangga yang demikian itu, secara kebetulan, Aminuddin datang bertandang. Sebagaimana lazimnya kedatangan tamu, Mariamin menerimanya dengan senang hati, tanpa prasangka apa pun. Namun, bagi Kasibun, kedatangan Aminuddin itu makin mengobarkan rasa cemburu dan amarahnya. Tanpa belas kasihan, ia menyiksa istrinya sejadi-jadinya.

  Tak kuasa menerima perlakuan kejam Kasibun, Mariamin akhirnya mengadu dan melaporkan tindakan suaminya kepada polisi. Polisi kemudian memutuskan bahwa Kasibun harus membayar denda dan sekaligus memutuskan hubungan tali perkawinan dengan Mariamin.

 Janda Mariamin akhirnya terpaksa kembali ke Sipirok, kampong halamannya. Tidak lama kemudian, penderitaannya yang silih berganti menimpa wanita itu, sempurna sudah dengan kematiannya. “Azab dan sengsara dunia ini telah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jasad yang kasar itu.”


Sumber :
http://skripsiplus.blogspot.com/2012/02/kumpulan-sinopsis-novel.html